Sekelompok arkeolog yang tengah melakukan penelitian menemukan sebuah situs kuno yang disebut sebagai “Gerbang Menuju Neraka”. Lokasinya berada di Hierapolis, dekat kota modern Turki, Pamukkale. Lantas mengapa lokasi yang kini diresmikan sebagai salah satu situs warisan dunia oleh UNESCO dan menarik lebih dari 1,5 juta wisatawan setiap tahun, dinamai seperti itu?
Menurut Francesco D'Andria, ilmuwan dari University of Salento di Kota Lecce, Italia dalam situs tersebut, terdapat sebuah gua mungil yang diketahui dapat memancarkan gas mematikan. Konon, makhluk hidup yang melintasinya bakal mati. "Kami bisa lihat gua tersebut memiliki gas mematikan. Sejumlah burung tewas saat hendak mendekati pintu masuk gua akibat uap karbondioksida," jelasnya kepada Discovery News seperti dirilis Dailymail, Rabu (3/2).
Gerbang yang disebut Pluto Gate ini, berasal dari kata Plutonion dalam bahasa Yunani atau Plutonium dalam bahasa Latin. Pluto melambangkan gerbang menuju dunia bawah dalam tradisi dan mitos Greco-Roman. "Kami menemukan Plutonium setelah merekonstruksi rute ke sebuah sumber air. Ternyata mata air Pamukkale yang mengeluarkan uap putih berasal dari gua ini," tambah D'Andria.
Selain itu, dahulu di dalam gua ini diyakini pernah dijadikan tempat ritual. Dimana setiap hewan dibawa masuk dalam keadaan hidup, kemudian mengeluarkan mereka dalam keadaan mati. Asap dalam gua tersebut memang sangat mematikan, sehingga jika terlalu dekat, karbondioksida akan membunuh semua makhluk hidup.
Gerbang menuju neraka ini tentu hanyalah sebuah julukan terhadap tempat yang memang dapat membunuh manusia jika menghirup gas alam yang terkandungnya. Kadar bahayanya masih kurang menyeramkan jika memperbandingkan dengan gambaran yang ada di Alkitab. Dimana disana adalah tempat perhentia terakhir bagi para pendosa dan penghujat Tuhan.